Pada pencak silat Perisai Diri, dalam berlatih teknik gerakan asli Perisai Diri dapat menggunakan senjata sebagai alat untuk melindungi diri. Pelajaran senjata dibagi menjadi 2 macam. Pelajaran senjata wajib dan senjata tambahan. Senjata wajib dipelajari sejak mereka berada di tingkat keluarga. Adapun senjata wajib tersebut adalah: Pisau, Pedang dan Thoya.
Pisau adalah dasar dari senjata pendek. Setelah mempelajari senjata tersebut, anggota Perisai Diri diharapkan bisa menggunakan senjata pendek lain seperti keris, gunting, pena, dan sebagainya. Pedang adalah dasar dari senjata sedang. Sesuai dengan bentuknya, pedang berfungsi untuk memperpanjang dan mempertajam serangan. Setelah mengerti akan penggunaan pedang, pesilat diharapkan dapat menggunakan benda dengan panjang yang sama sebagai senjata. Thoya adalah dasar dari senjata panjang. Tidak berbeda dengan yang lain, setelah belajar teknik thoya, diharapkan bisa menerapkan benda apapun yang panjang sebagai senjata.
Selain senjata wajib, Perisai Diri juga memberikan pelajaran senjata lain seperti pedang samurai, kipas, abir, pentung, teken, tameng, clurit dan lain-lain. Seluruh senjata yang tidak termasuk dalam senjata wajib, oleh Perisai Diri dikategorikan sebagai senjata tambahan. Namun dalam mempelajarinya, tidak terkait dengan tingkatan.
Perisai diri sebagai salah satu perguruan silat historis di Indonesia telah memiliki banyak cabang salah satunya adalah Perisai Diri Universitas Gajah Mada. Hal yang menarik dari perguruan Perisai Diri cabang Universitas Gadjah Mada yaitu keragaman individu yang ada di dalamnya. Tidak heran, karena Perisai Diri Universitas Gadjah Mada (PD UGM) ini merupakan wadah Kegiatan mahasiswa yang tergabung didalam unit kegiatan mahasiswa di Gelanggang Mahasiswa UGM. Saat ini latihan Perisai Diri UGM dilaksanakan di Kampung Lawasan. Ciri khas yang melekat di perguruan ini kerapian teknık dan serang hindar. Untuk mempelajari serang hindar tidaklah mudah, dibutuhkan nalar dan kemampuan teknik yang baik. Tidak boleh sembarangan, kalau sampai hal itu terjadi bisa fatal akibatnya bagi si pesilat itu sendiri.
Pada latihan teknik serang hindar ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, dan bijaksana Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto “Pandai Silat Tanpa Cedera”
Kelatnas Perisai Diri:
Perisai Diri atau lengkapnya bisa disebut Kelatnas Indonesia Perisai Diri adalah organisasi olahraga yang didirikan oleh R.M. Soebandiman Dirdjoatmojo putra bangsawan Keraton Paku Alam.pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri merupakan salah satu anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia di bawah naungan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Kelatnas Indonesia Perisai Diri merupakan salah satu dari 10 perguruan pencak silat yang mendapatkan predikat Perguruan Historis Pencak Silat karena memberikan kontribusi dan pengaruh terhadap sejarah perkembangan IPSI serta pencak silat secara umum pada era awal terbentuknya IPSI.
10 Mei merupakan hari yang sangat berarti bagi kawan-kawan Perisai Diri UGM. Pasalanya pada hari tersebut merupakan hari dimana Perisai Diri Unversitas Gadjah Mada lahir. Dalam memperingati hari istimewa tersebut di tiap tahunnya para pengurus Perisai Diri UGM selalu menghadirkan sebuah acara istimewa untuk mengingat dan memeriahkan hari lahirnya Perisai Diri UGM. Pada tahun 2018, pengurus kabinet Pendekar berhasil menghadirkan sebuah acara besar dengan menghadirkan ratusan pesilat Perisai Diri di DIY pada agenda latihan gabungan di lapangan Grha Saba Pramana UGM. Pada tahun 2019 lalu pengurus kabinet Pendeta juga mampu membuat sebuah acara peringatan yang tak kalah seru. Yaitu dengan acara garden party yang dilaksanakn di Taman Selatan Gelanggang Mahasiswa UGM yang mengundang para alumni lintas angkatan. Namun, pada tahun 2020 pengurus Perisai Diri Kabinet Garuda dihadapkan dengan kondisi yang di luar dugaan. Pandemi Covid-19 mengharuskan seluruh masyarakat untuk melakukan pembatasan secara fisik atau phsycal distancing melalui berbagai kebijakan dan himbauan pemerintah seperti wrok from home dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut memaksa pengurus Perisai Diri UGM di tahun ini untuk memutar otak kembali dalam melakukan peringatan hari jadi Perisai Diri UGM. Sulitnya proses brainstorming untuk melahirkan konsep acara baru dalam memperingati hari jadi Perisai Diri UGM ke 44 ini tergambarkan oleh komentar M. Rizqi Ramadhani selaku Ketua pelaksana HUT PD UGM ke 44 ini “Susah banget. Apalagi karena konsep yg diadakan sangat berbeda dari HUT sebelumnya. Kondisi yg bisa dibilang “masih asing” bagi kita semua ini juga membuat panitia mengalami kesulitan dalam penentuan konsep acara sehingga kami pada waktu itu memerlukan masukan dari berbagai macam pihak”. Hingga akhirnya melalui rapat persiapan pelaksanaan HUT pada 1 Mei 2020 panitia pelaksana HUT PD UGM ke 44 mengambil sebuah langkah baru dalam memperingati hari jadi Perisai Diri UGM yang ke-44.
Kontingen Perisai Diri Universitas Gadjah Mada berhasil membawa pulang 13 medali pada Kejuaran Pencak Silat Pakubumi Open VII 2019 tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Perguruan Pencak Silat Paku Bumi. Kejuaraan ini diadakan di GOR ITB Jatinangor, Sumedang pada tanggal 23 – 25 Agustus 2019. Dalam ajang yang diikuti oleh lebih dari 3000 kontingen ini, kontingen atlet Perisai Diri UGM sukses meraih 3 medali emas, 7 medali perak, dan 3 medali perunggu.
Medali emas diraih oleh Iga Rasyid Mulya (Ilmu Budaya 2017) pada kategori tanding Kelas C Dewasa Putra, Yana Aida Rasyid Mulya (Sekolah Vokasi 2017) pada kategori tanding Kelas G Dewasa Putri, dan Muhammad Zaki Nandana Hawasi (Ekonomika dan Bisnis 2018) pada kategori tanding Kelas I Dewasa Putra. Perolehan 7 medali perak diarih Asyfa Resti Indriati (Ekonomika dan Bisnis 2018) pada kategori tanding Kelas A Dewasa Putri, Farhan Wali Bachtier (Biologi 2017) pada kategori tanding Kelas B Dewasa Putra, Asyifa Dini Salsabila (Geografi 2017) pada kategori tanding Kelas C Dewasa Putri, Rizky Nur Widada (Sekolah Vokasi 2017) pada kategori tanding Kelas C Dewasa Putra, David Jordan (Kedokteran Hewan 2018) pada kategori tanding Kelas D Dewasa Putra, dan Annisa Rakhma Sari (Pertanian 2017) pada kategori tanding Kelas D Dewasa Putri. Kemudian, medali perunggu diraih oleh Bhram Kusuma Setya Hadi (Ilmu Sosial dan Politik 2018) pada kategori tanding Kelas C Dewasa Putra, Wilfan Ibadurrahman (Farmasi 2017) pada kategori tanding kelas F Dewasa Putra, dan Muhammad Fatir Nizar (Filsafat 2018) pada kategori Seni Tunggal Dewasa Putra.
Minggu (6/5) UKM Pencak Silat Perisai Diri UGM mengadakan Latihan Gabungan Pesilat Perisai Diri dari seluruh unit latihan se D.I Yogyakarta. Sebanyak 600 Pesilat Perisai Diri dari berbagai usia yang berasal dari cabang Bantul, Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta menghadiri latihan yang dilaksanakan di Lapangan Pancasila Grha Sabha Pramana UGM. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian acara dari Hari Ulang Tahun UKM Perisai Diri UGM yang ke 42 Tahun. Latihan Gabungan ini dihadiri juga oleh Dewan Pendekar Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri DIY, Pengurus Daerah, Dewan Pelatih, Asisten Pelatih, Pendiri UKM Perisai Diri UGM, dan Alumni. Selain Latihan Bersama, diadakan juga perlombaan Kerapian Teknik dan juga Beladiri Tawuran antar Cabang.
Perisai Diri merupakan salah satu organisasi beladiri dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang merupakan induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia. Perisai Diri didirikan secara resmi pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur. Pendiri Perisai Diri yaitu Almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam. Latihan resmi Perisai Diri di Kampus UGM, dilaksanakan pada tahun 1974 yang diinisasi oleh dua mahasiswa Fakultas Psikologi, yaitu Yos Aris Priadji dan Eddy Tjahjono Putro di Fakultas mereka. Mulai dari sinilah Perisai Diri berkembang di UGM. Pada tanggal 10 Mei tahun 1976, Perisai Diri resmi berdiri sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa dibawah naungan Ditmawa UGM. Setelah dibangunnya Gelanggang Mahasiswa UGM, seluruh kegiatan UKM Perisai Diri dipindahkan ke sana. Seiring berjalannya waktu, UKM Perisai Diri UGM berkembang pesat dengan berbagai capaian prestasi yang diperolehnya, seperti Juara Umum 1 Kejuaraan Nasional Perti PD 2015 dan Juara Umum 2 Kejuaraan Nasional Brawijaya Open Championship 2016.
Janji Perisai Diri
Kami Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri berjanji:
1. Berketuhanan Yang Maha Esa
2. Setia dan taat kepada negara
3. Mendahulukan kepentingan negara
4. Patuh pada perguruan
5. Memupuk rasa kasih sayang